KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU
Secara garis besar tumbuhan paku dikelompokkan menjadi
empat subdivisi, yaitu Psilopsida (paku purba), Lycopsida (paku kawat),
Sphenopsida (paku ekor kuda), dan Pteropsida (paku sejati). Pada kesempatan
kali ini kita akan uraikan masing-masing subdivisi tumbuhan paku tersebut.
KELOMPOK PSILOPSIDA (PAKU PURBA)
Kelompok psilopsida merupakan kelompok kecil yang
hanya memiliki dua genus yaitu genus Psilotum dan Tmesipteris yang
keduanya tidak memiliki banyak spesies. Psilotum banyak terdapat di
Amerika Utara dan Karibia, serta sepanjang teluk dan pantai Atlantikke utara
sejauh Karolina Utara. Psilotum juga ditemukan di daerah Asia yang
beriklim tropis dan pulau-pulau di Pasifik. Tmesipteris tumbuh di
Kaledonia Baru dan di daerah yang berdekatan di Pasifik Selatan, termasuk
Australia, dan Kaledonia Baru.
Batang psilopsida tidak memiliki akar tetapi didukung
oleh batang yang merambat ke samping yang disebut rizoma. Bagian yang
keluar dari batang menghasilkan pasangan seperti daun, tetapi tidak memiliki
jaringan pembuluh. Pasangan seperti daun yang tumbuh keluar ini langsung
terletak di bawah synangia, yaitu organ penghasil spora. Synangia terlihat
sebagai hasil dari tiga sporangia yang bergabung dan muncul di ujung dari
cabang mendatar yang pendek. Hal ini merupakan salah satu sifat lain yang
menunjukkan bahwa Psilotum berbeda dari tumbuhan berpembuluh lain
yang masih hidup dan menghasilkan sporangia di daunnya.
Pada saat synangia telah matang, synangia akan
membuka dan melepaskan spora yang berwarna kuning sampai putih. Generasi gametofit
sangat kecil dengan panjang tidak lebih dari dua milimeter. Gametofit ini masuk
ke dalam tanah dan bersifat saprofit dan mengambil nutrisinya dengan menyerap
zat-zat yang terlarut di sekelilingnya. Proses ini sering sekali dibantu dengan
kehadiran jamur yang tumbuh dalam jaringan gametofit.
Setelah dewasa gametofit menghasilkan sel telur dan
sel sperma. Sperma biasanya berflagela dan berenang menuju sel telur dan
kemudian bersatu untuk memulai generasi sporofit. Namun demikian, gametofit
psilopsida dapat melakukan pembuahan sendiri untuk menghasilkan tumbuhan
sporofit. Sporofit yang dihasilkan memulai hidupnya sebagai organisme yang
bergantung pada gametofit induknya.
KELOMPOK LYCOPSIDA (PAKU KAWAT)
Kelompok Lycopsida memiliki struktur akar yang sederhana,
batangnya bercabang dan kecil, daun-daun tersusun spiral yang disebut mikrofil.
Sporangium dihasilkan oleh daun yang subur, mempunyai dinding yang tebal, ada
yang homospora (menghasilkan satu jenis spora), dan ada yang heteospora
(menghasilkan dua jenis spora). Sel sperma mudah bergerak dan memiliki dua atau
lebih flagela. Beberapa contoh spesies lycosida, yaitu Selaginella,
Lycopodium, dan Isoltes.
KELOMPOK SPHENOPSIDA (PAKU EKOR KUDA)
Kelompok sphenopsida saat ini memiliki satu genus
yaitu genus Equisetum dengan sekitar 30 spesies yang masih hidup di
seluruh dunia. Sebagian kecil spesies, seperti spesies yang tumbuh di Meksiko
bagian tropis dapat mencapai ketinggian 3 meter. Akan tetapi pada umumnya,
tumbuhan sphenopsida berbentuk tumbuhan pendek dan kecil-kecil seperti rumput
yang merupakan sisa-sisa kejayaan sebelumnya. Equisetum juga dikenal
sebagai paku ekor kuda, ekor serigala, atau alat penggosok.
Ciri morfologi yang paling jelas dari sphenopsida
ialah pada pencabangan di persambungan batang, yaitu titik-titik yang berjarak
sama yang disebut nodus. Antara nodus satu dengan yang lainnya
dipisahkan oleh batang telanjang yang disebut internodus. Beberapa
spesies sering sekali bercabang pada nodus, sementara pada spesies yang lain
tidak terjadi. Jika terdapat percabangan, cabang tidak terjadi pada ketiak
daun, tetapi jika tidak terjadi percabangan maka daunlah yang akan tumbuh di
tempat tersebut. Daun-daun Equisetum panjang dan ramping.
Di ujung cabang yang reproduktif terdapat struktur
kerucut disebut stobilus yang terdiri atas organ tambahan yang menempel
secara kuat di ujung cabang yang disebut sporangiopora. Setiap sporangiopora
menghasilkan beberapa sporangia tempat spora berkembang. Sporangiopora yang
strukturnya berbentuk seperti payung dengan sporangia di ujungnya merupakan
tipe yang paling banyak ditemui pada sphenopsida. Kebanyakan spesies
sphenopsida ialah homospora (menghasilkan satu jenis spora). Beberapa spesies
merupakan heterospora yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda. Spora
kecil yang berkembang menjadi mikrogametofit jantan dan spora besar yang
berkembang menjadi megagametofit betina.
KELOMPOK PTEROPSIDA (PAKU SEJATI)
Kelompok pteropsida juga dikenal sebagai paku pakis
yang mempunyai ciri-ciri hidup berkelompok, tidak mempunyai batang sebenarnya,
dan berupa pohon atau tumbuhan pemanjat. Sporangium pteropsida terletak di
bawah permukaan daun dan sorusnya tersebar atau terletak teratur. Terdapat dua
jenis daun yaitu daun yang subur (fertil) dan daun yang tidak subur (steril).
Generasi sporofit lebih dominan daripada generasi
gametofit. Generasi gametofit menghasilkan alat reproduksi jantan yaitu
anteridium dan alat reproduksi betina berupa arkegonium. Beberapa contoh
spesies pteropsida yaitu Marsilea sp. Azolla sp. yang hidup bersimbiosis
dengan Anabaena azollae dalam mengikat nitrogen dari udara, dan Adiantum
cuneatum (suplir).
TUMBUHAN PAKU BERDASARKAN SPORA
a)Paku Homospora (isospora)
Menghasilkan satu
jenis spora , misalnya Lycopodium (paku kawat).
Menghasilkan dua jenis
spora yanhg berlainan; yaitu mikrospora berkelamin jantan dan makrospora (mega
spora) berkelamin betina, misalnya : Marsilea (semanggi), Selaginella (paku
rane).
c) Paku Peralihan
Paku ini merupakan
peralihan antara homospora dengan heterospora, yaitu paku yang menghasilkan
spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelaminnya, satu
berjenis kelamin jantan dan lainnya berjenis kelamin betina, misalnya Equisetum
debile (paku ekor kuda).